Jumat, 22 November 2013



                <center>
<a href="http://divine-music.info" target="_blank"><img src="http://divine-music.info/images/dmmusicbar.gif" border="0" alt="divine-music.info"></a><br>
<a href="http://divine-music.info" target="_blank"><img src="http://divine-music.info/images/dmlogo.gif" border="0" alt="divine-music.info"></a>
<br><br><b>
<a target="_blank" title="Divine-Music.info" href="http://www.divine-music.info">divine-music.info</a></b><br>
<EMBED SRC="http://divine-music.info/musicfiles/bobice-therealthing.swf" AUTOSTART="TRUE" LOOP="TRUE" WIDTH="1" HEIGHT="1" ALIGN="CENTER"></EMBED>


                    


BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Dalam pemberian obat banyak sekali jalur-jalur pemberian obat, baik itu pemberian obat secara oral, pemberian rektal, pemberian intraperitoneal dan intraportal, pemberian intramuskular, subkutan, intravena dan bukal, pemberian perinhalasi dan intra-arterial. Ini semua perjalan obat dari tempat pemberian, pencapaian sistem sirkulasi sampai timbulnya efek.
Akan tetapi dalam pembahasan kali ini, hanya membahas pemberian obat secara oral. Pemberian obat melalui mulut ( per oral ) adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman. Namun, tidak semua obat dapat di berikan peroral, misalnya obat yang bersifat merangsang ( emetin, aminofilin ) atau yang di uraikan oleh getah lambung seperti benzilpenisilin, insulin, oksitosin dan hormon steroida.
Untuk lebih jelasnya, akan di bahas dalam  pembahasan seperti apa itu pemberian obat secara oral.

B.     RUMUSAN MASALAH
A.    PENGERTIAN PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL?
B.      KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMBERIAN OBAT PER ORAL?
C.     JENIS-JENIS OBAT PER ORAL?

C.    TUJUAN MASALAH
A.  Untuk mengetahui pengertian pemberian obat secara oral
B.   Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian pemberian obat per oral
C.   Untuk mengetahui jenis-jenis obat per oral
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.
Pemberian obat per oral. Sesudah sediaan obat masuk ke dalam lambung, ia akan menuju ke dalam saluran usus dengan kecepatan tergantung dengan kecepatan penggosongan obat oleh lambung ( gastric emptying rate ). Kecepatan jonjot lambung bisa lambat atau cepat tergantung pengaruh obat makanan atau penyakit. Jika kecepatan jonjot lambung lebih cepat dari normal maka obat yang di minum akan lebih cepat mencapi tempat absorbsi ( usus halus ), demikian pula sebaliknya. Selanjutnya, ketika sediaan obat mencapai saluran lambung usus, ia akan mengalami disenegrasi ( pecah ) menjadi agregat-agregat kecil sampai halus sambil melepas senyawa obat.
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah (mislanya garam besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat di persiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh di buka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak minum antasaid atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.
Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus di  lakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat di beri minuman dingin (es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat di beri minum, pencuci mulut atau kembang gula.

B.     KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL
1.      Keuntungan
a.       Harga relative lebih murah
b.      Bisa di kerjakan sendiri boleh pasien
c.       Tidak menimbulkan rasa nyeri
d.      Bila terjadi keracunan, obat masih bias di keluarkan dari tubuh dengan cara Reflek muntah dari faring dan Kumbah Lambung asalkan obat di minum belum melebihi 4 jam artinya obat masih di dalam gaster
Tetapi bilamana lebih dari 4 jam tapi belum melebihi 6 jam racun di dalam intestinum atau belum mengalami absorbsi.

2.      Kerugian
Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah :
 Pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada keadaan gawat. Obat yang di berikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit sebelum di absorbsi dan efek puncaknya di capai setelah 1 sampai dengan 1 ½ jam.  Rasa dan bau obat yang tida enak sering mengganggu pasien.
Cara per oral tidak dapat di pakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pangisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai gangguan menelan.




C.     JENIS-JENIS  OBAT PER ORAL
1.     Pil
Yaitu satu atau lebih dari satu obat yang di campur dengan bahan kohesif dalam bentuk lonjong, bulat atau lempengan. Pil hendaknya di telan secara utuh karena dapat mengandung obat - obatan yang rasanya sangat tidak enak atau zat besi yang bisa membuat gigi penderita berwarna hitam.
2.     Tablet
Yaitu obat bubuk yang dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan. Tablet dapat di patahkan untuk mempermudah dalam menelan
3.         Bubuk
Yaitu obat yang di tumbuk halus. Bubuk ini tidak dapat larut dalam air dan dapat di berikan kepada penderita dengan cara berikut :
·                                              Dari kertas pembungkusnya di jatuhkan keatas lidah penderita
·                                  Kita campur dalam air atau susu (campuran tersebut harus terus kita aduk karena bubuk itu tidak larut dalam cairan tersebut)
·                                  Di persiapkan dalam pembungkus obat bubuk.
4.     Drase
Yaitu obat - obatan yang di bungkus oleh selaput tipis gula. Harus di telan secara utuh karena dapat mengandung obat - obatan yang mempunyai kemampuan untuk mengiritasi selaput lendir lambung pasien.
5.     Kapsul
Yaitu obat dalam bentuk cair, bubuk atau minyak dengan di bungkus gelatin yang juga harus di telan secara utuh karena dapat menyebabkan muntah akibat iritasi selaput lendir lambung pasien. Suatu obat di persiapkan dalam bentuk kapsul dengan harapan agar tetap utuh dalam suasana asam lambung tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam pemberian obat jenis kapsul, bungkus kapsul tidak boleh di buka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak minum susu atau antacid sekurang kurangnya satu jam setelah minum obat.
6.     Sirup
Disini kita memakai sendok pengukur, gelas pengukur (yang kecil), atau botol tetesan. Kadang -kadang sirup sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu. Pemberiannya harus dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat diberiminum dingin (es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup, pasien dapat diberi minum, pencuci mulut atau kembang gula.






















BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Pemberian obat secara oral adalah salah satu cara yang baik yang banyak digunakan  oleh banyak pasien atau banyak perawat.karena banyak pasien  yang mengeluhkan banyak obat contohnya dari obat yang dapat menyebabkan iritasi,misalnya:garan besi dan salisiar.dapat menyebabkan muntah tetapi untuk mencegah hal itu dapat dilakukan/ditangani dengan kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam lambung.apabila obat dikemas harus dilakukan dengan cara yang paling aman,khususnya untuk obat yang pahit yang rasanya tidak enak.kerugian obat oral ini aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakai dlm keadaan gawat darurat,karena obat oral membutuhkan waktu 1 sampai ½ jam untuk merasakan obat dan bau yang tidak enak.

B.       SARAN
Jadi pemberian obat secara oral itu paling sering dilakukan oleh orang-orang sekitar kita karena cepat memberikan rasa nyaman bagi si penderita .meskipun obat itu rasanya tidak enak.oleh karena itu selalulah bergayalah hidup sehat,karena sehat itu mahal harganya ,obat itu ada yang mahal ada yang murah,jadi kita sebagai manusia harus waspada jika tidak terjadi  suatu penyakit yang tidak diinginkan.






DAFTAR PUSTAKA

Hakim, lukman. FARMAKOKINETIK. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Tan Hoan Tjay . 2007. OBAT-OBAT PENTING .Jakarta : PT.ELEX MEDIA